Hai Logika dan Perasaan.. Maaf, Berdamai Yuk

Logika adalah suatu ilmu yang membantu kita dalam berpikir dan menalar. sedangkan emosi dan perasaan adalah hasil reaksi dalam diri manusia terhadap sesuatu. Karena begitu ber keterbalikannya definisi keduannya – perasaan merupakan reaksi terhadap sesuatu dan logika adalah pemrosesan dari sesuatu tersebut, banyak orang yang berkata bahwa logika dan perasaan tidak dapat dikaitkan. Namun sebenarnya keduanya cukup terkait, bahkan perasaan dan emosi bisa kita terjemahkan kedalam algoritma logika.

Setiap insan yang hidup, pasti dibekali dengan adanya perasaan yang kemudian kita semua disuruh untuk berpikir, menimbang-nimbang untuk semua pilihan yang telah dibuat. Tapi pernah tidak kita memiliki satu kondisi yang telah kita pertimbngkan matang, namun pada akhirnya gagal atau tidak sesuai dengan apa yang sudah kita pertimbangkan. Hal ini kerap kali terjadi bukan, yang kemudian menciptakan rasa sedih, kecewa, bahkan menyerah. Tau nggak sih sebenarnya itu semua sudah takdir dan memang garisnya begitu, hanya saja manusia sering lupa.

Banyak tanggapan yang mengatakan bahwa wanita memakai 90% hati dan 10% logika, dan pria memakai 90% logika dan 10% hati. Yang menjadi persoalan terbesar adalah apakah itu benar? Bagi yang percaya dengan argumen in pasti sangat setuju. Namun, sebenarnya terjadi baik pria maupun wanita mempunyai tingkat logika yang sama, hanya tingkat perasaan yang berbeda. Memang, harus diakui bahwa wanita mempunyai tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria umumnya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa baik perasaan maupun logika keduanya bisa menyatu atau bahkan bisa dibilang balance. Tinggal bagaimana individu tersebut baik perempuan maupun pria menyetelnya dalam kehidupan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mulai saat ini, yuk kita ubah sama-sama mulai berbenah, mulai menerima dan mari berdamai baik logika maupun perasaan tidak ada yang salah diantara keduanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.