Di saat pandemi seperti sekarang ini memang menjadi sangat mudah untuk kita berpikiran negatif terhadap segala hal. Mulai dari kesulitan ekonomi, pembatasan untuk bersosialisasi, dsb. Tetapi dibalik itu semua kita harus yakin kalau ada hikmah atau hal posisitif yang bisa kita ambil.
Menyadur dari situs Psichology Today, Samuel Paul Veissière Ph.D. menyatakan, setidaknya ada lima hal positif yang terjadi di tengah-tengah wabah virus corona Covid-19.
1. Lebih Peduli Dengan Kesehatan
Sadar atau tidak wabah virus corona Covid-19 ini membuat kita sekarang lebih memperhatikan kesehatan dan lebih menjaga kebersihan. Seperti menggalakkan kampanye mencuci tangan, memakai masker, psychical distancing. Dan mau tidak mau kita juga harus melakukannya demi menjaga kesehatan.
2. Seluruh Dunia Bekerjasama
Dunia seakan sedang berbondong-bondong untuk mengalahkan musuh bersama, yakni virus corona. Hal ini membuat semua orang fokus pada hal yang sama. Pemerintah dunia sekarang mengoordinasikan tindakan pencegahan dengan kerjasama yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Sebagai contoh, China telah mengerahkan dokter dan ahli kesehatan masyarakat untuk membantu Italia dengan krisis yang sedang berlangsung, pemerintah di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah ekonomi untuk membantu mereka yang rentan secara ekonomi.
3. Manusia Lebih Terdorong untuk Membantu
Saling membantu memang merupakan hal yang wajar, apalagi apabila sedang terjadi bencana. Tetapi conora ini membuat kita menjadi semakin terdorong untuk saling membatu satu sama lain dan cakupannya menjadi sangat luas.
4. Kualitas Udara Membaik
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa mobilitas manusia sangat tinggi. Ketika dilakukannnya psychical distancing di seluruh dunia, kualitas udara menjadi membaik. Didokumentasikan dari China ke Italia, dengan emisi karbon mencapai titik terendah baru setiap hari karena berkurangnya perjalanan udara. Ditambahkan dari data AirVisual dari website IQAir.com (22/4/2020), pukul 14.00 WIB kualitas udara di Jakarta berada di angka 56 parameter konsentrasi PM2.5 14.4 mikrogram per meterkubik. Dengan angka tersebut, kini Jakarta menduduki peringkat 38 dunia di antara kota penyumbang polusi terbesar. Hal ini tentu menjadi kabar baik, mengingat beberapa bulan yang lalu, Jakarta sempat menduduki peringkat pertama kota paling berpolusi di dunia. Ada kemungkinan sekarang menjadi lebih baik karena masih diterapkannya PSBB.
5. Hobi yang Tertunda Bisa Terlaksana
Kebijakan isolasi mandiri memberikan kita kesempatan untuk bekerja lebih produktif, jadi bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih, dan menemukan waktu untuk membaca, memainkan musik, memasak, dan terlibat dalam semua kesenangan.