20 Tahun untuk Tidur

Ternyata ada orang yang menghabiskan 20 tahun dari hidupnya untuk tidur? Kenapa bisa begitu? Sesungguhnya ini bukan hal yang aneh. Ambil saja usia manusia rata-rata 60 tahun, jika dia menghabiskan waktu tidurnya dalam sehari semalam selama 8 jam, maka total waktu yang ia habis untuk tidur adalah 20 tahun. Bayangkan, 20 tahun! Padahal perhitungan ini masih fiktif, sebab ketika masih bayi dan anak-anak, seseorang tidak cukup hanya dengan tidur selama 8 jam saja. Sehingga bisa saja seseorang menghabiskan waktu tidurnya lebih dari itu.

Kenikmatan tidur memang susah dijabarkan. Ada orang yang merasa bahwa tidur adalah suatu hal yang sangat menyenangkan, tetapi ada juga yang menganggap bahwa tidur adalah sebuah siksaan manakala matanya tidak jua mengantuk padahal tubuhnya memerlukan istrirahat yang cukup. Biasanya hal ini terjadi bagi orang yang sedang mengalami depresi berat. Namun, meskipun begitu kita juga tidak dianjurkan untuk terlalu banyak tidur atau rebahanseharian di tempat tidur.

Tuhan telah memberikan sistem pertahanan tubuh yang sangat sempurna. Salah satunya adalah dengan adanya rasa kantuk. Karena rasa kantuk ini merupakan alat pengatur manusia untuk menghentikan pekerjaannya; sebuah sinyal bahwa seseorang harus segera beristirahat. Jangan pernah memaksa badan untuk terus bekerja dengan meminum suplemen penahan kantuk, karena tubuh juga punya hak untuk beristirahat.

Biasanya kenikmatan tidur bisa kita peroleh saat tubuh sudah sangat lelah setelah seharian dibawa beraktivitas. Pada saat merebahkan diri di pembaringan –walau bukan di kasur yang empuk– rasanya nikmat sekali. Tidak memerlukan waktu yang lama, kita pun sudah melayang ke alam mimpi. Sehingga bagi si pekerja berat tidak ada istilah insomnia.

Karena itu, bersyukurlah saat kita dikaruniai nikmat tidur, karena tidak setiap orang mendapatkan nikmat tersebut. Jika tidak mendapat tidur yang cukup, maka kesehatan bisa terganggu. Apalagi orang yang suka begadang, wajahnya akan terlihat kuyu. Aktivitas kerjanya pun akan terganggu karena pekerjaannya tidak bisa dikerjakannya dengan maksimal. Bahkan, kualitas tidur berkorelasi dengan kualitas emosi yang artinya seseorang yang kurang tidur atau kebanyakan tidur emosinya cenderung tidak menentu. Tak heran, tidur yang pulas pada malam hari setelah melakukan aktivitas yang melelahkan, maka keesokan paginya akan memperbaharui energi dan akan membuat kita tampil lebih bugar. Jika dianalogikan seperti batere ponsel, tidur adalah saat kita men-charge supaya tenaga kita siap digunakan kembali dan performa kita dalam kondisi yang optimal.

Tuhan begitu adil dalam pembagian jatah tidur ini. Untuk bayi dan balita Tuhan memberi jatah tidur yang lama supaya dengan tidurnya itu selain memberi kesempatan pada ibunya untuk melakukan aktivitas lain juga untuk proses pertumbuhannya. Untuk remaja dan orang dewasa, ia mendapat jatah antara 6 sampai 8 jam sehari, dan ini sudah cukup untuk memulihkan tenaganya.

Ternyata, bermula dari tidur ini pula dapat dideteksi gangguan penyakit. Penyakit yang umum kita dengar adalah insomnia (sulit untuk jatuh tertidur), lalu ada lagi yang namanya hypersomnia (sangat mudah jatuh tertidur), dan ada lagi yang namanya parasomnia (mimpi buruk). Selain itu, ada juga yang namanya sleep disorder breathing (SDB), yaitu gangguan tidur yang berkaitan dengan pola sesak napas. SDB yang umum dijumpai adalah obstruktive sleep apnea. Ini merupakan gangguan tidur yang terkait penghentian napas selama 10 detik karena tertutupnya saluran pernapasan. Hal ini akibat turunnya lidah dan pengenduran dari otot, serta jaringan lunak pada pernapasan..

Nah, sekarang tinggal kita saja yang memilih, mau banyak tidur atau secukupnya saja? Yang jelas, setiap orang mempunyai pola tidur yang berbeda. Ada yang susah dibangunkan sehingga banyak aktivitas pagi terlewatkan dan ada pula yang mampu membagi tidurnya dengan baik; yang memperhitungkan dan membagi waktunya dengan baik. Kembali lagi, meskipun terlihat sepele namun tidur merupakan suatu anugerah yang sangat penting dan berpengaruh pada hidup.

 

By : Umar

Thumbnail : Shutterstock

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.