Berani Melangkah ke Fear Zone

Saya seperti kebanyakan orang menikmati zona nyaman, kadang membentuk situasi, tempat, team dan atmosfir yang nyaman dan enak.

buy eriacta online www.ecladent.co.uk/wp-content/themes/twentyseventeen/inc/en/eriacta.html no prescription

Masa kita kerja harus dilingkungan yang stressful bagaimana bisa menghasilkan produk atau jasa yang baik kalau lingkungannya stress atau penuh tekanan. Disini letak kekeliruannya saat saya mulai menapaki posisi yang lebih tinggi bahwa zona nyaman yang terus menerus diciptakan atau mengkondisikan diri dalam situasi tersebut akan membuat kita menjadi lembek, kurang inovasi dan tidak kreatif.

Ternyata ada perbedaan signifikan antara lingkungan kerja yang kompetitif dengan stressful. Kompetitif akan menciptakan atmosfir pekerjaan yang menantang namun kolaboratif untuk mencapai tujuannya, semua anggota team diajak menunjukkan yang terbaik, bersaing sesuai dengan kompetensinya, diajak belajar hal yang baru dan bekerja sama demi mencapai tujuan. Tahu dong sepakbola dan basket, tidak semua pemain punya skill sama meski ada dilapangan dengan pemain lain dan punya tujuan menang. Semua bekerja keras dan punya peran masing masing dengan tujuan akhir menang. Seorang striker tak akan berdaya dan efektif tanpa seorang bek bertahan atau kiper yang menjaga gawang. Saya sendiri saat bermain basket bukan seorang skorer yang efektif namun seorang defender yang tangguh dan bisa menjadi seorang skorer jika hanya diperlukan.

Sementara stressful itu jika memiliki pemimpin yang punya sikap “saya ga mau tau pokoknya..” tanpa menunjukkan arah dan keberadaannya diteam saat ingin mencapai hasil yang diinginkan. Biasanya pemimpin yang selalu bilang “saya tidak mau tahu” itu mungkin pemimpin yang sebenarnya memang tidak tahu. Bisa juga lingkungan kerja yang saling sikat bukan saling bekerja sama.

Nah untuk kita jangan terjebak dengan kondisi asik yang tidak kompetitif, wajib berani melangkah contoh saat semua sudah enak dan berjalan, saya memilih untuk meninggalkannya dan masuk zona takut atau fear zone. Aneh ya padahal jika saya tetap ada dilingkungan lama saya bisa saja saya menempati posisi puncak seperti yang dijanjikan. Faktanya saya memilih memasuki zona takut saya. Saya memilih belajar sesuatu yang baru yang belum pernah dilakukan. Ga selalu sukses tapi saya bisa mengatasinya karena saya paham ini adalah zona belajar saya yang baru.  Ada sedikit rasa takut, bingung, ragu, belajar hal baru, mengulik sesuatu yang lain dan meluaskan skill kearah yang baru. Learning Zone ini menyenangkan karena saya bisa mendapatkan hal baru dan mengatasi rasa takut saya. Jangan lama lama di Learning Zone segera maju kearah Growth Zone, kenapa? Karena Growth Zone mengajak kita untuk menikmati kerja keras, hasil yang dicapai dan menentukan tujuan yang baru. Sayangnya saya bukan orang yang bisa berlama lama di Growth Zone, biasanya baru menikmati Growth Zone saya sudah meloncat kembali ke Fear Zone tanpa menikmati Comfort Zone karena di Fear Zone saya semakin mengenali diri saya dan beradaptasi terhadap situasi yang berubah.

Jadi sebagai seorang manusia berapapun usia anda jadikan diri kita sebagai manusia yang selalu bertumbuh keatas namun rendah hati seperti akar yang menancap kuat kebawah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.