Mitos Kol – Kol adalah sayuran jenis cruciferous yang sering digunakan dalam masakan, dan terkadang disertai dengan sejumlah kesalahpahaman yang mungkin membingungkan. Mari kita tinjau 10 kesalahpahaman seputar kol dan temukan kebenarannya:
10 Mitos Kol
Baca Juga:
1. Mitos Kol: Memicu Pembentukan Gas Berlebihan
Fakta: Meskipun beberapa orang mungkin mengalami peningkatan produksi gas setelah mengonsumsi kol, ini bervariasi dari individu ke individu.
2. Menyebabkan Peningkatan Berat Badan
Fakta: Kol rendah kalori, tinggi serat, dan nutrisi, sehingga dapat menjadi bagian yang sehat dari program penurunan berat badan.
3. Harus Dimasak Lama untuk Menghilangkan Zat Racun
Fakta: Kol yang dimasak dengan benar dapat mempertahankan nutrisi dan menghindari kehilangan zat berguna. Pengolahan yang tepat lebih penting daripada lamanya proses memasak.
4. Hanya Baik untuk Salad
Fakta: Kol dapat dimasak dengan berbagai cara, termasuk direbus, dikukus, atau dipanggang, memberikan variasi dalam penyajian dan rasa.
5. Mengandung Zat Kimia Berbahaya
Fakta: Kol adalah sayuran yang aman untuk dikonsumsi. Namun, seperti sayuran lainnya, disarankan untuk mencucinya dengan bersih sebelum dimakan.*
6. Tidak Cocok untuk Penderita Asam Lambung
Fakta: Bagi sebagian orang, kol dapat memicu reaksi asam lambung. Namun, ini bervariasi, dan banyak orang dapat mengonsumsinya tanpa masalah.
7. Memicu Gangguan Tiroid
Fakta: Kol mengandung senyawa goitrogen, tetapi konsumsi yang wajar tidak akan mempengaruhi fungsi tiroid secara signifikan.
8. Tidak Aman untuk Ibu Menyusui
Fakta: Kol sebenarnya menyediakan nutrisi yang baik bagi ibu menyusui, dan tidak ada bukti bahwa konsumsi kol dapat menyebabkan masalah pada bayi.
9. Tidak Aman untuk Dikonsumsi Mentah
Fakta: Kol dapat dikonsumsi mentah, terutama jika dimasak dengan benar, sehingga tetap memberikan manfaat nutrisi.
10. Semua Jenis Kol Sama
Fakta: Jenis kol, seperti kale, brokoli, dan kol bunga, memiliki profil nutrisi yang sedikit berbeda. Menggabungkan berbagai jenis dapat memberikan manfaat yang lebih baik.
Dengan memahami fakta di balik kesalahpahaman ini, kita dapat menikmati kol dengan lebih bijak dan memasukkannya ke dalam pola makan sehat dengan keyakinan bahwa kita mendapatkan manfaat optimal.